Jadi, seperti ini perasaan para perempuan yang menjerit
mengatakan “aku bukan Siti Nurbaya”?
Seperti ini perasaan para perempuan yang terucap lirih dalam
doanya menyebut satu nama?
Seperti ini perasaan mereka ketika yang tertanam di hati tak
juga datang?
Seperti ini kah?
Atau aku hanya melebih-lebihkan
Bahkan untuk seseorang yang tanpa pengalaman
Tapi, apa daya menjerit, aku pun berharap menghidupkan
kesabaran Asiyah?
Bagaimana mungkin mengucap, jika aku pun tak yakin berharap
pada seorang manusia?
Untuk apa menanam, jika yang kuingini menuai terasa tak
mungkin di depan mata?
Tapi, aku telah menjerit, meski tanpa suara
Aku juga telah berucap, bahkan tak lagi lirih
Aku pun tak hanya menanam, namun telah tumbuh dan bersemi
Tapi, memang, mau bagaimana lagi?
No comments:
Post a Comment