Duduk dan dengarkan. Diam dan perhatikan.
Mendengar seseorang berbicara untuk mengerti maksud dan keinginannya, bukan
untuk mendebat. Melihat seseorang bertindak untuk memahami bagaimana dirinya,
bukan untuk mengawasi apalagi menghakimi.
Itu sulit. Semua
perilaku yang merupakan bentuk kesabaran seperti di atas sangat sulit
dilakukan. Hanya orang yang benar-benar bersedia yang mungkin bisa
melakukannya.
Ada satu orang,
ia bersedia melakukan semua hal itu. Darinya aku belajar memahami. Ia
mendengar, bahkan saat di sekelilingnya acuh dan tidak mempedulikan. Ia
memerhatikan, memandangi dengan teliti, dan ia menikmati hal itu. Ia sedikit
bicara hanya agar bisa mendengar. Ia tidak banyak menampakkan diri, tapi tiba
di saat penting ia mengambil peran. Orang akan mengira ia pendiam, begitu pun
menurutku. Tapi setelah melihatnya sejauh ini, ia sebaliknya. Ia diam bukan
karena tidak ingin bercerita, karena sebenarnya ada banyak paragraf yang ingin
ia sampaikan. Ia hanya memberi kesempatan bagi dirinya sendiri untuk memahami,
dan itu jelas cukup sulit dilakukan.
Ia... orang
pertama yang membuatku berpikir bahwa mimpiku penting. Tanpa ia sadari,
karenanya aku terdorong untuk kembali pada sesuatu yang pernah sangat
kuinginkan.
Seseorang
sepertinya... banyak yang menuding karena kekurangan yang ada pada dirinya.
Tapi bagiku, dari kekurangan itu ia menjadi sangat berbeda, dan entah kenapa ia
cukup istimewa dalam ingatan. Sama sekali tidak pernah terpikir sebelumnya,
bahwa Allah beri skeneraio yang begitu luar biasa dengan mempertemukan kami.
Ia selalu tampak
istimewa bagiku, seperti edisi terbatas sebuah merek ternama. Tapi, aku selalu
merasa tidak akan pernah bisa mencapainya. Dan memang benar, aku tidak pernah
mencapainya. Hanya sebatas melihat, dan ia tahu aku ada, itu sudah cukup.
Menyadari bahwa aku ada dalam penggalan hidupnya, itu sudah sangat luar biasa.
Sayangnya, karena pikiran-pikiran itu, aku seperti terkurung dalam sebuah
ruang. Seperti penjara, bahkan penjara tak berpintu. Terkadang aku kehabisan
napas. Bagaimana aku bisa terbebas dari kurungan itu? Kupikir satu-satunya cara
adalah menghancurkan termboknya, seluruh sisi temboknya. Tapi mungkin bukan aku
yang bisa melakukan hal itu, melainkan ia, ia sendiri yang harus membantuku
meruntuhkan ruang sesak ini.