Terkadang, menulis tentangnya adalah keinginan terkuat dalam
diriku. Tiba-tiba saja keinginan itu begitu kuat menuntun jemariku. Bagaimana
bisa aku menahannya. Ia, entah
seperti inspirasi yang tiada henti mengalir di otakku, atau sekedar sebuah
objek yang begitu menarik, begitu klasik, dan begitu sayang untuk diacuhkan?
Ia, entah seseorang atau sesuatu,
pertama kalinya dalam hidupku dalam keadaan tersadar aku melakukan hal yang tak
kusadari. Seperti mesin pendorong, sangat kuat. Sesuatu yang enggan kulakukan,
tiba-tiba membuncah seketika sekelebat satu hal klasik tentangnya datang.
Seperti saat ini. Saat aku merasa lelah memeras otakku untuk menuntun
jari-jariku, seketika atmosfirnya kurasakan, dan terangkailah kalimat-kalimat
tak berguna ini.
Ia, satu-satunya
inspirasi, atau kah aku yang terjebak di dalamnya? Jika memang sebuah
inspirasi, akan kulepas bebas jemari ini untuk terus menari di bawah deras
alirannya. Tapi, jika memang aku terjebak? Apa aku harus berusaha keluar dari
jebakan itu? Apakah harus? Toh aku
menikmati saat-saat jari-jariku menari indah. Atau, mungkin karena “terjebak”
adalah hal yang buruk, maka aku harus tetap melarikan diri, seperti apapun aku
menikmati jebakan itu?