Free Red Glitter Pointer Cursors at www.totallyfreecursors.com
Summer: February 2012

Sunday, February 12, 2012

Can I get that?


Apa jadinya jika seorang seperti aku memiliki hati untuk dibagi dengan seorang yang lain, aku pun tidak bisa memahami itu. Seperti apa perasaan yang ada ketika kau telah memutuskan seseorang masuk dalam kehidupanmu, kehidupanmu yang tidak satu pun orang melintas sebelumnya. Seperti apa rasanya, jika seorang yang dingin sepertiku telah diselimuti oleh hati yang kuputuskan sendiri, aku tidak mampu menggapai bayangan seperti itu. Terlalu sulit. Atau bahkan sedikit pun tidak ada rasa yakin di hatiku akan adanya orang lain yang bisa menggapaiku di duniaku sendiri yang bahkan aku merasa asing di sana.
            Aku ingin tahu, seperti apa rasanya merasa nyaman saat berada di samping seseorang yang telah kupilih. Apa kau tahu apa itu seseorang yang telah dipilih? Aku bahkan tidak mampu untuk memahaminya. Sebenarnya, aku sangat tidak tertarik untuk bersikap lembut dan berbicara tentang hati. Aku tidak terbiasa untuk benar-benar bersama mereka, orang-orang yang selalu berada di sampingku. Hal yang tabu bagiku untuk mengatakan bahwa aku menyayangi mereka, yang aku tahu hanyalah ‘aku membutuhkan mereka’. Seperti seseorang yang hatinya telah beku dan bahkan mengeras lebih dari sekedar es. Tapi jika itu es, apakah mungkin akan mencair suatu saat nanti? Aku tidak pernah mengharapkan hal itu, bagiku seperti seseorang yang ingin menggapai matahari. Atau, sesungguhnya hatiku telah terbakar musnah hingga hanya abu yang ada di dalam diriku? Atau sesuatu yang usang, yang meski pun ada tapi tak pernah aku gunakan?
"Aku ini, apakah hanya sebuah cermin yang melekat di dinding? Yang suatu waktu begitu banyak orang melintas menatapku, tapi sebenarnya hanya menatap dirinya sendiri? Atau hanya aku yang bodoh, berdiam diri dan menatap semua orang yang melintas di hadapanku?"
Apakah ada saat seseorang memperhatikan ada celah kecil padaku, atau hanya sekedar mengusapnya karena debu yang melekat?
            Aku ini, tidak pernah tahu seperti apa aku sebenarnya, dan bagaimana aku seharusnya.

Saturday, February 11, 2012

Bagiku, Aku, dan Kaumku

Perempuan adalah sosok mahluk yang dikaruniai keistimewaan dari Yang Kuasa. Beberapa hak dan kewajiban yang dimilikinya lebih istimewa dan bahkan terkesan lebih berat dibanding laki – laki. Tapi hal itu tidak membuat para perempuan terlihat lebih kuat dan berkuasa. Para perempuan itu tetap pada kodratnya, menjadi seorang yang baik dengan sifat dasarnya yang penyayang. Meski banyak hal yang menyakiti mereka, tetapi kelembutan hati yang mereka miliki membuat mereka tetap tulus memberi, melayani, dan mengabdi. Terkesan bodoh memang. Tapi sesungguhnya itu adalah kekuatan yang sangat besar yang tidak dimiliki oleh kaum adam.

Kami para perempuan, berjuang dengan cara kami, dengan apa yang kami sebut keistimewaan. Keistimewaan kami dalam memandang kehidupan, dalam menilai suatu usaha keras, dalam perjuangan untuk mengerti dan memahami satu sama lain. Lebih dari itu, seorang perempuan bahkan menjadi sangat luar biasa dengan ketajaman dan luasnya ilmu yang dimiliki. Di negeri ini, bahkan di seluruh belahan dunia, prestasi yang diraih oleh seorang perempuan selalu di elu – elukan. Meski kita ketahui bahwa apa yang didapat itu tidak sebesar dan sehebat apa yang didapat kaum laki – laki. Kenapa demikian? Jika secara sederhana, terkesan wajar memang, dengan alasan bahwa tidak semua perempuan mampu melakukan itu. Lantas, bagaimana dengan laki – laki? Apa semua laki – laki mampu melakukan itu?

Semua perempuan mampu melakukan itu, sebagaimana laki – laki, mereka semua mampu melakukan itu. Lantas kenapa semua terkesan begitu spektakuler ketika seorang perempuan saja mampu mendapatkan prestasi hebat itu? Jawabannya, karena tidak semua perempuan sadar dan yakin betul dengan keistimewaan dan kemampuannya. Itu juga makna yang tercakup dalam sebuah kalimat 

“seorang perempuan bisa megambil semua pilihan, hanya saja tidak semua yang ia mau untuk dijalani”.

Masalahnya bukanlah seberapa hebat yang akan didapat, melainkan seberapa besar keyakinan yang ditanamkan. Ketika seorang perempuan telah berkata “iya”, dan ia telah memantapkan keyakinan akan hal itu, maka sespektakuler apa pun itu mampu ia dapat.

Saat ini banyak sekali program –program khusus bagi perempuan, tidak ketinggalan dengan demonstrasi para perempuan atas penuntutan haknya. Itu adalah salah satu upaya yang sederhana dan berdampak singkat. Singkat dalam artian hasil yang didapat tidak mampu untuk bertahan dalam waktu yang cukup lama. Hal itu dapat terjadi karena upaya yang kita lakukan adalah usaha secara instant dan lebih berorientasi pada penuntutan terhadap pihak non perempuan. Seharusnya upaya yang kita lakukan juga diimbangi dengan pengembangan pada pihak perempuan itu sendiri. Yaitu dengan menanamkan nilai – nilai kesadaran dan pendidikan yang lebih intensif. Karena dengan demikian, tanpa disadari kita telah mengubah pikiran seorang perempuan menjadi lebih luas dan terbuka. Pikiran – pikiran tersebutlah yang nantinya akan membawa para perempuan pada kemajuan yang lebih besar dan terarah.

Seorang perempuan bahkan mampu mengubah dunia lebih dari apa yang kita kira, lebih dari apa yang ia sendiri pikirkan. Bayangkan jika seluruh perempuan di negeri ini mampu membuka pikirannya secara lebih luas, akan ada berapa banyak perubahan besar yang tak terduga? Mungkin era kartini dan perempuan masa kini telah jauh berbeda, tetapi seharusnya pemikiran–pemikiran spektakuler tersebut masih sama bahkan lebih kuat dan lebih luas dari sebelumnya. Untuk perubahan besar, mari lakukan bahkan dari yang terkecil!