Apa jadinya jika
seorang seperti aku memiliki hati untuk dibagi dengan seorang yang lain, aku
pun tidak bisa memahami itu. Seperti apa perasaan yang ada ketika kau telah
memutuskan seseorang masuk dalam kehidupanmu, kehidupanmu yang tidak satu pun
orang melintas sebelumnya. Seperti apa rasanya, jika seorang yang dingin
sepertiku telah diselimuti oleh hati yang kuputuskan sendiri, aku tidak mampu
menggapai bayangan seperti itu. Terlalu sulit. Atau bahkan sedikit pun tidak
ada rasa yakin di hatiku akan adanya orang lain yang bisa menggapaiku di
duniaku sendiri yang bahkan aku merasa asing di sana.
Aku ingin tahu, seperti apa rasanya
merasa nyaman saat berada di samping seseorang yang telah kupilih. Apa kau tahu
apa itu seseorang yang telah dipilih? Aku bahkan tidak mampu untuk memahaminya.
Sebenarnya, aku sangat tidak tertarik untuk bersikap lembut dan berbicara
tentang hati. Aku tidak terbiasa untuk benar-benar bersama mereka, orang-orang
yang selalu berada di sampingku. Hal yang tabu bagiku untuk mengatakan bahwa
aku menyayangi mereka, yang aku tahu hanyalah ‘aku membutuhkan mereka’. Seperti
seseorang yang hatinya telah beku dan bahkan mengeras lebih dari sekedar es.
Tapi jika itu es, apakah mungkin akan mencair suatu saat nanti? Aku tidak
pernah mengharapkan hal itu, bagiku seperti seseorang yang ingin menggapai
matahari. Atau, sesungguhnya hatiku telah terbakar musnah hingga hanya abu yang
ada di dalam diriku? Atau sesuatu yang usang, yang meski pun ada tapi tak
pernah aku gunakan?
"Aku ini, apakah hanya sebuah cermin yang melekat di dinding? Yang suatu waktu begitu banyak orang melintas menatapku, tapi sebenarnya hanya menatap dirinya sendiri? Atau hanya aku yang bodoh, berdiam diri dan menatap semua orang yang melintas di hadapanku?"
Apakah
ada saat seseorang memperhatikan ada celah kecil padaku, atau hanya sekedar
mengusapnya karena debu yang melekat?
Aku ini, tidak pernah tahu seperti
apa aku sebenarnya, dan bagaimana aku seharusnya.