Free Red Glitter Pointer Cursors at www.totallyfreecursors.com
Summer: Muhasabah Cinta

Monday, February 24, 2014

Muhasabah Cinta

       "Ibuk, aku mau pake jilbab ya kalo sudah SMA?" Pinta gadis belia itu pada ibunya.
       "Jangan dulu, nanti dipake dicopot lagi." jawab sang ibu.
       "Kenapa gitu? Kenapa harus dicopot?" Tanyanya seolah tidak menerima.
     "Kamu kan belum tau dunia SMA, nanti liat temennya modis, rambutnya bagus, jadi pengen nyopot kerudung. Kan malu nantinya." Jawab sang ibu menjelaskan.
       Gadis itu terdiam. Bukan karena menyetujui pendapat sang ibu, tapi ia tidak tahu bagaimana kata-kata yang tepat untuk meyakinkan ibunya. Di sisi lain, ia pun merasa belum memiliki keyakinan yang kuat untuk berjilbab.

       Masa SMA tidak seperti yang kebanyakan orang katakan, bagi gadis belia itu justru berbeda dari cerita orang di sekitarnya. Masa-masa awal memasuki SMA, gadis belia itu tidak banyak memiliki teman. Meskipun beberapa orang mengobrol dengannya, tapi menurutnya mereka belum benar-benar melihatnya ada. Gadis belia itu memang tidak mudah bergaul. Bukan karena tidak ramah, tapi karena ia tidak tahu bagaimana percakapan yang tepat yang bisa membuat semuanya nyaman dan tidak menyinggung hati. Ia terlalu berpikir dalam hal itu.
       Tahun ke dua, sahabat mulai ada dalam keseharian gadis belia itu. Meskipun dengan ekspresi yang tetap sama, diam dan tidak begitu ceria. Tapi di saat-saat diamnya itu, ada selingan tawa yang beberapa kali tampak karena seorang sahabat. Seorang sahabat yang menurutnya lucu dan terkesan tomboi, bagi gadis belia itu sahabatnya seolah tidak mudah menyerah untuk mendekat dalam kehidupannya. Dan di saat yang bersamaan, ia pun mengenal cinta. Cerita SMA yang dulu sering ia dengar dari orang-orang di sekitarnya.
       "Dewi, tolong ya, kasikan ini ke dia." Pinta gadis itu pada sahabatnya.
       "Iya...." Jawabnya.
     Satu hari, dua hari, tiga hari, dan setiap hari. Hari-harinya disibukkan dengan berbagai hal mengenai seseorang yang mengenalkan gadis belia itu dengan perasaan yang baru kali ini ia tahu.
       "Cie cie.... bentar lagi pacaran nih...." ledek teman-temannya pada gadis belia itu.
       Gadis belia itu takut, ia merasa resah dan begitu tidak nyaman dalam hatinya. Ia tidak tahu kenapa. Tapi kata 'pacaran' yang dicapkan teman-temannya itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
      "Kenapa pacaran? Kenapa harus pacaran jika menyukai seseorang?" Tanyanya dalam hati. 
       Kenapa ia gundah di saat orang lain mengharap yang terjadi padanya? Kenapa ia gelisah di saat banyak gadis lain ingin mengalami yang mereka sebut kebahagiaan karena akan lebih sering bersama dengan pemuda yang mereka sukai. Kenapa ia sangat tidak nyaman di saat gadis lainnya begitu senang berdekatan dengan pemuda yang mereka sukai? Kenapa perasaannya justru berbeda?

No comments:

Post a Comment